Disclaimer dulu bentar.
Review ini aku buat sebelum lihat review-review dari reviewer lain--ribet amat deh. Jadi aku gak tau sama sekali pendapat mereka tentang film ini tuh seperti apa. Kalau semisal review-ku itu beda dari review-review yang lain, ya justru bagus kan? Biar review-nya variatif wkwk
Sebelum lanjut bahas film ini secara menyeluruh, ada baiknya kita liat trailer-nya dulu.
Kalau kita judge lewat trailernya, udah jelas ini bakal jadi film komedi dan drama keluarga yang menurutku pribadi adalah genre yang cukup jarang bagi dunia perfilman Indonesia sekaligus membawa angin segar juga nih setelah beberapa bulan dihajar film-film horor Indonesia yang banyaknya flop.
Tapi, betulkah film ini benar-benar membawa angin segar bagi jagat perfilman Indonesia?
REVIEW FILM NGERI-NGERI SEDAP
Sutradara | |
---|---|
Produser | |
Penulis | |
Pemeran | |
Penata musik | Viky Sianipar |
Sinematografer | Padri Nadeak |
Penyunting | Aline Jusria |
Perusahaan produksi |
|
Tanggal rilis | 2 Juni 2022 |
Durasi | 114 menit |
Negara |
Awal aku nonton film ini, aku dibuat merinding sama vibes yang disajikan. Konsisten abis! Berasa jadi orang Batak beneran karena film ini sendiri berlatarbelakang pulau Sumatra bagian Utara atau lebih tepatnya di Toba. Film ini menurutku juga bagus kalau dibuat film untuk promosi pariwisata Danau Toba karena beneran seindah itu dan vibes pariwisatanya tuh nempel banget. Apalagi waktu scene piknik keluarga.
Scene dalam film ini dibuka dengan Pak Domu yang lagi nyanyi-nyanyi sambil minum bareng kawan-kawannya di tongkrongan. Sambil minum-minum, sesi perkenalan tokoh dimulai. Perkenalannya juga cukup unik dan kocak. Ada scene yang saling sambung-menyambung antara Pak Domu, kawan-kawannya, Mak Domu dan keempat anaknya. Bahkan baru mulai film aja penonton udah diajak ketawa.
Secara garis besar, film ini menceritakan sebuah keluarga orang Batak dengan permasalahan kasus yang cukup relevan di dunia nyata. Soal kerinduan orang tua yang ditinggal anak-anaknya merantau. Untuk membawa anak-anaknya kembali ke kampung halaman, Pak Domu dan Mak Domu membuat skenario perceraian dimana dalam adat dan agama kristen istilah cerai itu tidak ada. Hal ini membuat ketiga anak laki-laki mereka yang berada dalam perantauan terpaksa pulang kampung untuk menyelesaikan permasalahan kedua orang tuanya ini.
Film ini juga membahas isu-isu yang berkaitan dengan adat Batak yang cenderung kolot seperti masalah perkawinan sesama Batak bahkan soal perkara orang Batak yang harus berprofesi menjadi jaksa/pengacara biar bisa membanggakan orang tua dan dianggap sukses.
0 Komentar
~ Treat People With Kindness ~